Medan – Mediabahri.com | Penanganan laporan dugaan penganiayaan di Polrestabes Medan kembali menjadi sorotan tajam. Parman Simanjuntak bersama sejumlah rekannya menggelar aksi protes di depan Mapolrestabes Medan, Selasa (12/8/2025), menuntut kejelasan proses hukum yang mereka nilai berjalan sangat lamban.
Menurut Parman, sejak laporan diserahkan lengkap dengan bukti-bukti pendukung, penyidikan tidak menunjukkan perkembangan berarti. Kasus yang ditangani oleh penyidik Polrestabes Medan dan Polsek Patumbak ini bahkan belum mendapatkan klarifikasi resmi mengenai penyebab keterlambatan. Upaya konfirmasi melalui pesan WhatsApp kepada penyidik pun tak kunjung dibalas.
“Sudah hampir setahun lebih kasus ini dilempar ke sana kemari tanpa kejelasan. Kami kecewa dan merasa dipermainkan,” tegas Parman.
Kekecewaan juga dilontarkan oleh Joniar M. Nainggolan yang mengecam ucapan diduga tidak profesional dari oknum penyidik. Pernyataan bahwa “kasus penganiayaan anak, pasal 330 KUHP ancaman 3 tahun tidak dihukum” dinilai sebagai bentuk pelecehan terhadap prinsip keadilan dan proses hukum yang berlaku.
Menariknya, pihak penyidik sempat menyebut seluruh kasus akan diselesaikan dan digelar pada 19 Agustus 2025. Namun, publik ragu mengingat rekam jejak keterlambatan yang sudah terjadi selama ini.
Lambannya penanganan kasus seperti ini dinilai berpotensi menggerus kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian, khususnya di wilayah Polrestabes Medan dan Polsek Patumbak. Masyarakat mendesak Kapolrestabes Medan dan Kapolda Sumut untuk turun tangan mengevaluasi kinerja penyidik serta memberi perhatian serius pada perkara penganiayaan dan perusakan ini, agar keadilan benar-benar terwujud.
Sejumlah media akan terus memantau perkembangan kasus ini hingga ada titik terang. Bagi korban, penegakan hukum yang tebang pilih adalah ancaman nyata bagi rasa aman masyarakat.
Redaksi: Mediabahri.com
