Mediabahri.com — Banten – Aktivitas proyek penimbunan tanah di wilayah Jalan Lintas Sawah Luhur, Provinsi Banten, menuai protes keras dari masyarakat. Aksi para kontraktor dan pekerja dengan alat-alat berat (A2B) kembali disorot karena dinilai membahayakan keselamatan dan mengganggu aktivitas warga.
Mobilisasi alat berat dan truk-truk besar golongan 3 yang melintasi dan menggunakan jalan nasional aktif memicu kerusakan serius. Jalan yang semula digunakan masyarakat untuk aktivitas harian kini berubah menjadi lintasan penuh tanah merah, licin, dan menyempit karena parkir sembarangan dump truck. Belum lagi ekskavator yang beroperasi tanpa pengawasan langsung atau rambu-rambu keselamatan.
“Hampir semua kegiatan tidak dilengkapi dengan rambu kerja maupun kehadiran petugas keselamatan kerja. Jalan rusak, rawan kecelakaan, dan masyarakat sangat dirugikan,” keluh salah satu warga sekitar.
Yang mengejutkan, saat sejumlah pelanggaran ditemukan di lokasi, turut hadir pula pihak pengawas ketenagakerjaan yang dipimpin oleh Rachmantulah dari PT Sakura Karya Mandiri (SKM). Namun, belum tampak adanya tindakan nyata dari aparat penegak hukum maupun instansi terkait.
Masyarakat mengaku berada dalam posisi sulit. Jika mencoba menghentikan kegiatan, mereka takut dicap sebagai provokator. Jika ingin berdiskusi, dituduh mencari keuntungan. Bahkan laporan ke aparatur desa justru sering berujung pada cibiran.
“Kami mendukung pembangunan. Tapi kalau pelaksanaannya membahayakan masyarakat, apakah harus terus dibiarkan?” tanya warga dengan nada kecewa.
Harapan masyarakat kini tertuju pada penertiban dan pengawasan hingga tindakan lebih serius dari aparat dan dinas terkait, agar kejadian serupa tidak terulang, dan memberikan sangsi kepada pelaksana yang melanggar baik di Banten maupun di daerah lain di seluruh Nusantara. Pembangunan yang aman dan tertib menjadi kunci kemajuan daerah tanpa mengorbankan keselamatan warganya.YovyYo