JAKARTA – Mediabahri.com | Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi turut ambil bagian dalam kemeriahan Indonesian Prison Product and Art Festival (IPPA Fest) 2024 yang digelar oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM RI.
Acara tahunan yang berlangsung pada 21–23 April di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat ini menjadi ajang pameran hasil karya dan seni warga binaan dari seluruh penjuru Indonesia. Lapas Banyuwangi hadir dengan memboyong sejumlah produk unggulan hasil karya warga binaannya, seperti batik dan kerajinan tangan khas daerah.
Produk-produk tersebut dipamerkan di stan Kanwil Ditjen Pemasyarakatan Jawa Timur, berdampingan dengan hasil karya dari UPT Pemasyarakatan lainnya se-Jawa Timur. Batik menjadi salah satu daya tarik utama yang ditampilkan, bahkan turut dikombinasikan dalam peragaan busana bersama batik dari UPT lain.
Yang paling membanggakan, udeng khas Banyuwangi berbahan batik hasil tangan kreatif warga binaan Lapas Banyuwangi berhasil mencuri perhatian Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto. Kepala Lapas Banyuwangi, Mochamad Mukaffi mengungkapkan kebanggaannya karena udeng tersebut dikenakan langsung oleh sang Menteri.
“Suatu kebanggaan, hasil karya teman-teman warga binaan Lapas Banyuwangi digunakan langsung oleh Bapak Menteri Imipas,” ujar Mukaffi.
Ia menambahkan, hal tersebut menjadi bukti bahwa produk karya warga binaan memiliki kualitas dan daya saing tinggi.
“Ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus mendorong kegiatan pembinaan, agar warga binaan mampu menghasilkan karya yang layak bersaing di pasaran,” tambahnya.
Mukaffi juga berharap IPPA Fest dapat menjadi ajang apresiasi dan pemantik semangat bagi para warga binaan untuk terus berkarya dan mengembangkan keterampilan.
“IPPA Fest adalah ruang yang sangat positif untuk menunjukkan bahwa tembok tinggi Lapas bukanlah penghalang untuk terus berkarya dan memperbaiki diri,” jelasnya.
Berbagai produk dan karya seni yang ditampilkan pada IPPA Fest menggambarkan keberhasilan sistem Pemasyarakatan dalam membina dan menyiapkan warga binaan untuk kembali ke masyarakat dengan bekal keterampilan yang bermanfaat.
“Program pembinaan di Lapas merupakan sarana reintegrasi sosial, yang menumbuhkan semangat dan kesiapan warga binaan untuk menjalani kehidupan baru di luar tembok Lapas,” pungkas Mukaffi.
Laporan: Eny | Editor: Redaksi Mediabahri.com