Dalam dua bulan terakhir hingga Minggu, 5 Oktober 2025, puluhan rakit PETI kembali beroperasi di wilayah tersebut. Aktivitas ilegal ini menggunakan mesin dompeng tradisional yang jelas berdampak pada kerusakan lingkungan.
Meski begitu, jajaran Polda Riau dan Polsek setempat, bekerja sama dengan TNI, telah melakukan berbagai upaya penegakan hukum melalui operasi gabungan. Hal ini menunjukkan keseriusan Polri dalam meningkatkan kinerjanya sebagai bagian dari transformasi reformasi, dengan menekankan penegakan hukum terhadap aktivitas ilegal yang merugikan masyarakat dan lingkungan.
Hendri, aktivis LSM BERANTAS, menyoroti adanya indikasi koordinasi antara pelaku PETI dengan oknum tertentu. "Ada beberapa rakit yang terlihat menggunakan bendera putih, diduga sebagai tanda adanya atensi kepada pihak-pihak tertentu," ujarnya. Hendri menegaskan bahwa langkah Polri bersama TNI dalam menindak aktivitas PETI adalah bentuk tanggung jawab moral untuk menjaga kelestarian alam.
Meski masyarakat menaruh harapan tinggi, aktivitas PETI tetap muncul. Ini menjadi tantangan nyata bagi transformasi Polri, untuk tidak hanya menegakkan hukum tetapi juga meningkatkan pengawasan dan strategi preventif agar wilayah rawan PETI dapat tertib.
Polri terus menegaskan komitmennya melalui operasi berkelanjutan, sosialisasi, dan koordinasi lintas sektor, membuktikan bahwa transformasi reformasi bukan sekadar slogan, tetapi nyata dalam meningkatkan kinerja dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi.
Reporter: Fahmi Hendri
Editor: ZoelIdrus
