
Pelanggaran lalu lintas masih menjadi masalah klasik yang hingga kini mendominasi penyebab kecelakaan di jalan raya. Fenomena ini terjadi bukan hanya di kota besar, tetapi juga merambah hingga ke wilayah pedesaan.
Padahal, pemerintah telah menetapkan berbagai aturan dan sanksi tegas dalam berlalu lintas. Namun kenyataannya, masih banyak pengendara yang nekat melanggar dengan berbagai alasan, mulai dari kesengajaan hingga pura-pura tidak tahu terhadap aturan yang berlaku.
Kesadaran dan Perilaku Masyarakat Rendah
Salah satu faktor utama adalah minimnya kesadaran masyarakat dalam berkendara. Etika di jalan, sikap saling toleransi, hingga kemampuan mengendalikan emosi pengguna jalan dinilai masih rendah.
“Banyak pengendara hanya tertib jika ada polisi di jalan. Begitu aparat tidak terlihat, langsung ugal-ugalan dan melanggar aturan,” ujar seorang pemerhati lalu lintas di Medan.
Bahkan, sebagian pengendara terkesan cuek dengan keselamatan orang lain. Padahal jalan raya bukan hanya untuk satu atau dua orang saja, melainkan ruang bersama yang harus dijaga demi keselamatan semua pihak.

Kurang Pengetahuan Aturan Lalu Lintas
Selain kesadaran, kurangnya pengetahuan tentang aturan lalu lintas juga menjadi penyebab utama. Banyak pengendara tidak memahami arti marka jalan, rambu, hingga tata cara berkendara yang benar.
Ironisnya, sebagian besar masyarakat memperoleh Surat Izin Mengemudi (SIM) dengan cara instan, bahkan menggunakan jalur “tembak”. Akibatnya, pengetahuan dasar mengenai rambu dan aturan lalu lintas tidak pernah benar-benar dipahami.
Ketegasan Aparat Masih Lemah
Pelanggaran lalu lintas juga semakin marak karena lemahnya ketegasan aparat dalam penindakan. Sanksi denda tilang yang relatif kecil membuat efek jera tidak pernah tercipta. Tak jarang, pengendara yang pernah ditilang pun mengulangi kesalahannya tanpa rasa takut.
Butuh Tindakan Tegas dan Edukasi Berkelanjutan
Berbagai faktor di atas menunjukkan bahwa pelanggaran lalu lintas bukan sekadar persoalan aturan, tetapi juga budaya masyarakat dalam berkendara. Untuk itu, dibutuhkan tindakan tegas aparat, disertai edukasi berkelanjutan agar kesadaran masyarakat tumbuh dan angka pelanggaran bisa ditekan.
Jika tidak, jalan raya akan terus menjadi arena pelanggaran yang membahayakan keselamatan bersama.
Redaksi: Mediabahri.com