Panen Raya di Lapas Banyuwangi: Bukti Lapas Bisa Jadi Ladang Ketahanan Pangan, Bukan Sekadar Tempat Hukuman

Zulkarnaen_idrus
0


BANYUWANGI – Mediabahri.com | Di tengah sorotan publik terhadap kondisi lembaga pemasyarakatan di Indonesia, Lapas Kelas IIA Banyuwangi justru membuktikan diri sebagai pionir pembinaan produktif. Selasa (10/6), panen raya padi digelar di lahan seluas 2 hektare milik Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Lapas Banyuwangi. Padi jenis Impari 32 yang ditanam diperkirakan menghasilkan 6–7 ton gabah — bukan angka sembarangan untuk sebuah lembaga pemasyarakatan.


Panen ini bukan sekadar simbolik. Kepala Kantor Wilayah Ditjen Pemasyarakatan Jawa Timur, Kadiyono, yang hadir langsung memimpin panen, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah implementasi nyata dari 13 Program Akselerasi Dirjen Pemasyarakatan Agus Andrianto, yang berorientasi pada swasembada pangan — sejalan dengan visi Presiden Prabowo dalam Astacita.



“Ini bukan hanya soal panen, tapi soal bagaimana Lapas bisa jadi lokomotif ketahanan pangan. Jangan lagi Lapas dianggap tempat mati gaya. Di sini, warga binaan ikut menanam, merawat, sampai panen. Mereka produktif,” tegas Kadiyono.


Tidak main-main, lima warga binaan yang terlibat dalam program ini telah melewati proses seleksi dan sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP). Mereka tidak hanya bekerja, tapi dibina — sebuah praktik pembinaan yang sering digembar-gemborkan, tapi jarang diwujudkan sejelas ini.



Kadiyono juga menyentil kondisi lapas lain yang belum memanfaatkan potensi lahannya. “Tidak semua Lapas atau Rutan punya SAE, dan lebih sedikit lagi yang memanfaatkannya. Ini bukti bahwa jika mau, pasti bisa. Tinggal komitmen,” ujarnya tajam.


Sementara itu, Kepala Lapas Banyuwangi, I Wayan Nurasta Wibawa, menjelaskan bahwa keberhasilan ini tak lepas dari sinergi dengan Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi serta dukungan dari TNI, Polri, dan stakeholder lainnya. Benih yang dipilih pun bukan sembarangan — Impari 32 dipilih karena cocok untuk kondisi tanah setempat dan mudah dirawat.



“Kami ingin membuktikan bahwa pembinaan di Lapas tidak harus melulu soal pelatihan dalam ruangan. Ini nyata. Mereka tanam, panen, belajar tanggung jawab dan kemandirian,” ujar Wayan.


Langkah Lapas Banyuwangi ini layak jadi model nasional — sebuah bukti bahwa lembaga pemasyarakatan bisa lebih dari sekadar tempat tahanan. Ia bisa jadi pusat produktivitas, edukasi, dan ketahanan pangan. Pertanyaannya: berapa banyak Lapas lain yang mau mengikuti?

Laporan: Eny | Editor: Redaksi Mediabahri.com

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Lanjutkan, Go it!) #days=(20)

Terima Kasi sudah berkunjung ke Media Bahri, Info Lewat WhatSapp Hubungi Sekarang
Ok, Go it!