Ijeck Harus Kembali Pimpin Golkar Sumut

Zulkarnaen_idrus
0


Oleh: Leriadi – Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik UNAS Jakarta / Politisi Partai Golkar

Jakarta — Mediabahri.com | Musda Golkar Sumut sudah di depan mata. Tapi ada satu pertanyaan yang menggelikan: Kenapa harus Ijeck lagi?
Jawabannya sederhana: Karena yang lain belum terbukti.


Mari bicara fakta, bukan basa-basi politik.

Sebelum Musa Rajekshah alias Ijeck memimpin DPD Partai Golkar Sumut, suara minor dan dengki berseliweran: katanya Ijeck hanya "anak orang kaya", tak paham politik, hanya numpang nama besar, dan tak mungkin bisa mengalahkan PDI Perjuangan di Sumut.


Hari ini, semua yang bicara itu diam membisu.
Karena ternyata: Ijeck bukan hanya berhasil — ia mengobrak-abrik peta kekuasaan.



Dari Diremehkan Jadi Penghancur Dominasi PDIP

Di bawah kepemimpinan Ijeck:

  • Kursi DPRD Sumut naik dari 15 jadi 22. Lonjakan 46% — bukan angka kecil.
  • Golkar berhasil menggeser PDIP yang selama ini tak tergoyahkan.
  • Ijeck mencatat suara tertinggi DPR RI se-Dapil Sumut. Pukulan telak bagi semua yang meragukannya.

Ini bukan keberuntungan. Ini hasil kerja keras, strategi tajam, dan koneksi akar rumput yang nyata.



Loyalitas Sejati: Tidak Cagub, Tapi Tetap Setia

Fakta lainnya: saat survei Pilgub menunjukkan Ijeck unggul, justru DPP memutuskan bukan dia yang diusung. Orang lain bisa murka, sabotase, atau bahkan loncat pagar. Tapi Ijeck? Diam. Patuh. Tunduk.


Bukan karena lemah. Tapi karena dia tahu satu hal: disiplin dalam organisasi adalah harga mati.
Itulah mental baja yang hari ini langka di tubuh partai.



Jabatan Bisa Ia Ambil, Tapi Ia Pilih Bertahan di Sumut

Saat Munaslub Golkar 2024 bergulir dan Bahlil Lahadalia muncul sebagai Caketum, Ijeck langsung gerak cepat. Tak pakai hitung-hitungan politis, ia kumpulkan gerbong Sumut untuk mendukung Bahlil. Loyalitas tanpa syarat. Hasilnya? Ijeck jadi pimpinan sidang Munaslub — posisi bergengsi dan strategis.


Kalau mau, dia bisa masuk ke pusat kekuasaan — posisi Ketua Bidang DPP Golkar nyaris pasti di tangan. Tapi apa yang ia pilih?


Tetap di Sumut. Karena Ijeck tahu, kekuasaan bukan soal naik jabatan. Tapi soal dampak.



Tangan Dingin Ijeck dan Arah 2029

Di bawah Ijeck, mesin politik Golkar di Sumut hidup. Tidak sekadar panas saat kampanye lalu mati. Ia jaga irama partai. Ia bangun masjid — sudah 60 berdiri dari target 99 — dan bahkan bantu pembangunan gereja. Karena politik Ijeck bukan hanya menang, tapi membangun.


Target Pilkada 2024: menang di 60% wilayah Sumut. Dan itu realistis, karena mesin partainya bukan kaleng-kaleng. Tapi bagaimana bisa target besar ini dicapai, kalau pemimpinnya malah dipreteli?



Musda Golkar Sumut: Ujian untuk DPP

Kini bola ada di tangan DPP. Pertanyaannya: masihkah Golkar berpihak pada prestasi, atau sudah terkontaminasi oleh lobi dan barter politik?


Karena jika melihat rekam jejak, hanya orang buta politik yang menganggap Ijeck belum layak lanjut.


Jangan jadikan Musda sebagai ajang jual beli jabatan.
Jangan biarkan Golkar Sumut dipimpin oleh mereka yang hanya bisa foto, bukan kerja.



Kesimpulan: Ijeck atau Mundur Selangkah

Sumut adalah barometer politik nasional. Dan Golkar butuh komandan yang bukan hanya loyal, tapi terbukti bisa menang.
Ijeck adalah komandan itu.


Jangan pertaruhkan kejayaan 2029 hanya karena ambisi segelintir orang.
Kalau Golkar mau besar, maka keputusan Musda harus satu:
Ijeck Kembali Pimpin Golkar Sumut. Titik.

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Lanjutkan, Go it!) #days=(20)

Terima Kasi sudah berkunjung ke Media Bahri, Info Lewat WhatSapp Hubungi Sekarang
Ok, Go it!