Deklarasi atau Gimik? Lapas Banyuwangi Koar Perangi Narkoba dan Ponsel Ilegal, Tapi Publik Menanti Bukti

Zulkarnaen_idrus
0


BANYUWANGI – Mediabahri.com | Di tengah sorotan publik atas maraknya praktik ilegal di balik jeruji besi, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi mencoba “membersihkan diri” lewat sebuah deklarasi komitmen. Rabu (28/5), seluruh pegawai dikumpulkan untuk mengucap janji: perang total terhadap narkoba dan ponsel ilegal. Tapi pertanyaannya, apakah cukup hanya dengan deklarasi?


Kepala Lapas Banyuwangi, I Wayan Nurasta Wibawa, dalam pidatonya menyampaikan tiga poin utama: penolakan terhadap narkoba dan ponsel ilegal, pengawasan ketat yang transparan, dan penguatan integritas petugas.


“Kita mulai dari diri sendiri,” kata Wayan. Namun publik skeptis. Sebab fakta di lapangan menunjukkan, masih banyak kasus ponsel ilegal dan transaksi narkoba yang berlangsung mulus dari balik jeruji—bukan hanya di Banyuwangi, tapi hampir di seluruh Lapas Indonesia.


Deklarasi Tanpa Taring?

Deklarasi yang digelar di Aula Sahardjo itu dikemas rapi dan penuh semangat. Tapi tak sedikit yang menganggapnya hanya kosmetik belaka.


“Mudah sekali mengucap ‘perangi narkoba’, tapi bagaimana dengan oknum yang selama ini justru jadi fasilitator peredaran barang haram itu? Apakah sudah ada tindakan nyata? Sudah ada pemecatan? Penindakan internal?” ujar seorang aktivis pemantau pemasyarakatan yang enggan disebut namanya.



Janji Tinggal Janji?

Wayan menyebut pentingnya adaptasi terhadap perubahan zaman dan dinamika sistem pemasyarakatan. Namun realitasnya, banyak Lapas di Indonesia, termasuk Banyuwangi, justru masih bergelut dengan isu klasik: korupsi kecil-kecilan, pungli, hingga akses bebas narapidana terhadap ponsel dan narkoba.


“Kalau memang serius, buka ke publik berapa kasus penyelundupan narkoba atau ponsel yang diungkap dalam tiga bulan terakhir. Berapa petugas yang dihukum? Kalau tidak ada, publik berhak ragu,” kata pengamat hukum pidana dari Surabaya, Irfan Mulyono.



Langkah Nyata yang Dinanti

Deklarasi hanyalah permulaan. Tanpa aksi konkret dan audit independen, publik akan menganggap semua ini sebagai retorika tahunan menjelang penilaian zona integritas. Dan jika itu yang terjadi, komitmen bersih dari narkoba dan alat komunikasi ilegal hanya akan menjadi slogan kosong di atas kertas.


Lapas bukan panggung sandiwara. Jika ingin dipercaya, buktikan dengan data, tindakan, dan keberanian menindak sesama sendiri. Bukan hanya koar di aula ber-AC.


Laporan: Eny

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Lanjutkan, Go it!) #days=(20)

Terima Kasi sudah berkunjung ke Media Bahri, Info Lewat WhatSapp Hubungi Sekarang
Ok, Go it!