Arogansi Manager Kebun Tebu Kwala Madu Menyulut Amarah Warga Binjai, Peternak Diintimidasi dan Diancam Dibawa ke Polisi

Zulkarnaen_idrus
0


Mediabahri.com  |  Langkat —   Perlakuan kasar dan tidak pantas yang dilakukan Hari Situmorang, Manager Rayon A Perkebunan Tebu Kwala Madu milik BUMN, memicu kemarahan warga Desa Sendang Rejo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.


Insiden terjadi pada Sabtu (10/5/2025) sekitar pukul 11.14 WIB, saat beberapa peternak lokal sedang mengarit rumput liar yang tumbuh di pinggir jalan tanah dan parit sekitar kebun tebu. Namun tanpa klarifikasi atau pendekatan yang manusiawi, Hari Situmorang datang dengan nada tinggi, menghardik, menuduh warga mencuri tebu, hingga memaksa mereka naik ke kendaraan untuk dibawa ke kantor polisi.


“Dia langsung maki-maki kami di depan umum, padahal jelas yang kami arit itu rumput liar. Dia geledah becak kami, tidak ada satu pun batang tebu, hanya rumput pakan kambing. Tapi kami tetap diperlakukan seperti pencuri. Ini bentuk intimidasi,” ujar salah seorang warga korban arogansi tersebut kepada Mediabahri.com .


Tindakan represif ini dinilai sebagai bentuk kesewenang-wenangan aparat kebun negara yang seharusnya menjadi teladan dalam membina hubungan dengan masyarakat sekitar.


Tokoh masyarakat dan tokoh pemuda Binjai menyatakan kemarahan mereka atas insiden ini. Mereka menegaskan bahwa para peternak justru berjasa dalam membantu membersihkan rumput liar di kebun yang tampak tidak terurus.


“Warga itu bukan mencuri, mereka justru membersihkan area kebun dari rumput liar. Seharusnya manajemen berterima kasih, bukan mengintimidasi rakyat kecil. Atau jangan-jangan memang disengaja supaya tidak ketahuan kalau kondisi fisik tanaman tebu di lapangan buruk dan terindikasi terjadi penyimpangan anggaran?” sindir Rahmat, SH, pemerhati hukum setempat, kepada media.


Rahmat menambahkan, dugaan penyalahgunaan pupuk dan perawatan kebun perlu diselidiki lebih jauh, apalagi jika manajer kebun mulai bersikap defensif terhadap kegiatan warga yang sah dan tidak merugikan.


Merespons kejadian ini, warga mengancam akan melakukan aksi protes dan memblokade jalur truk pengangkut tebu menuju Pabrik Gula Kwala Madu jika tidak ada permintaan maaf dan klarifikasi resmi dari pihak manajemen, khususnya Hari Situmorang.


“Kami tidak akan diam. Kalau tidak ada penyelesaian, kami akan blokade jalan. Jangan kira rakyat kecil tidak punya harga diri,” tegas salah seorang tokoh pemuda.


Hingga berita ini diterbitkan, Hari Situmorang belum memberikan tanggapan. Pihak redaksi telah berupaya menghubungi yang bersangkutan namun nomor ponselnya dalam keadaan tidak aktif.


“Sepertinya libur, jadi HP-nya mati,” ujar salah satu rekan manager yang enggan disebut namanya.


Mediabahri.com akan terus memantau dan mengawal kasus ini hingga tuntas. Tindakan intimidatif terhadap warga tidak boleh dibiarkan tanpa pertanggungjawaban.

(Rudy Hartono | Mediabahri.com)

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Lanjutkan, Go it!) #days=(20)

Terima Kasi sudah berkunjung ke Media Bahri, Info Lewat WhatSapp Hubungi Sekarang
Ok, Go it!